Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia untuk menyongsong era bonus demografi tahun 2045 adalah soal penyiapan lapangan kerja.
“Kalau pemerintah Indonesia tidak antisipasi maka akan terjadi ledakan penggangguran,” kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bali, Reyna Usman saat melakukan visit study ke Farmer Market di Kampus Harvard University Boston USA, Selasa (19/10/2021) sebagaimana dalam siaran persnya.
Untuk mengantisipasi ledakan pengangguran, kata mantan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kemenaker itu adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dilaksanakan di AS.
Model model pemberdayaan masyarakat di AS, kata dia, dikenal pertama pada tahun 1887 Buffalo Charity Organization Society dan berlanjut dengan semangat konsep empowerment (pemberdayaan).
“Memang kita mengenal AS sangat mendukung program program komunitas masyarakat antara lain kerja sama Universitas dengan para petani yang dikenal dengan Farmer Market,” kata dia.
Reyna mengatakan, untuk mengatasi ledakan pengangguran dan menyiapkan lapangan kerja, maka pemerintah bersama pihak swasta dan masyarakat hendaknya bersama-sama melakukan pemberdayaan masyarakat. “Masyarakat disiapkan menjadi pekerja yang mempunyai kompetensi dan mempunyai keahlian untuk berwirausaha,” kata Reyna.
Ia mengatakan, dalam masa pandemi Covid-19 ini, program pemberdayaan masyarakat yang diawali dengan program yang berfokus pada kesehatan. Selanjutnya tentu dengan program peningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diawali dengan penanggulangan kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Reyna mengatakan, pemberdayaan masyarakat ini harus dilakukan semua desa di Indonesia. Hal ini seiring dengan gagasan politik kesejahteraan sebagaimana digaungkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menegaskan, Kemenaker meningkatkan kompetensi pencari kerja. Peningkatan dilakukan melalui berbagai pelatihan vokasi baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta.
“Peningkatan kompetensi calon pekerja ini yang sedang kita lakukan,” ucap Ida.
Ida menjelaskan, pihaknya gencar melakukan peningkatan kompetensi calon pekerja, mengingat dalam profil ketenagakerjaan Indonesia didominasi pencari kerja yang berpendidikan SMP ke bawah dan skill terbatas, yang pada akhirnya produktivitasnya pun terbatas.
“Ini pekerjaan terberat kita. Padahal kita akan punya bonus demografi, yakni usia produktifnya dominan 70 persen, dan menjadi tidak baik kalau tidak diikuti oleh kompetensi yang belum memiliki daya saing,” ujarnya.
Ia mengatakan, upaya Kemenaker dalam mewujudkan pencari kerja yang kompeten dengan cara menggencarkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas tengah-tengah masyarakat. “Ini sebagai upaya mendekatkan akses pelatihan kepada masyarakat,” ucapnya.
Untuk itu, sambungnya, sejak 2017 hingga 2020, Kemenaker telah membangun 2.127 BLK Komunitas yang melatih masyarakat dengan berbagai kejuruan dan program pelatihan. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com