PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) akan segera melakukan pembelian kembali (buyback) saham tahap kedua. Hal itu dilakukan lantaran kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
Direktur Mitra Keluarga Karyasehat Joyce V Handajani menyebutkan, total saham yang telah dibeli perseroan periode 23 Agustus 2021 sampai dengan 14 September 2021 sebanyak 48.060.300 lembar saham atau senilai Rp 112,93 miliar. Transaksi tersebut telah dilaporkan kepada OJK melalui surat Perseroan nomor 10/MIKA-IX/2021 tertanggal 14 September 2021.
Pembelian kembali saham tahap kedua perseroan akan dilaksanakan terhitung sejak 15 September 2021 sampai dengan 14 Desember 2021. Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum Rp 200 miliar dengan jumlah saham maksimum 80 juta lembar saham.
“Perseroan membatasi harga pembelian saham sebesar maksimum Rp 2.500 per saham,” kata Joyce dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (15/9/2021).
Buyback saham ini akan dibiayai dari kas internal perseroan. Hal ini karena perseroan memiliki modal kerja dan cadangan dana yang memadai, pelaksanaan rencana pembelian kembali saham tidak berdampak terhadap pendapatan perseroan.
“Rencana pembelian kembali saham akan mengakibatkan penurunan jumlah saham beredar, namun diperkirakan akan meningkatkan laba per saham,” ungkapnya.
Pembelian kembali saham diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif, selain memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
Aksi ini juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Di mana saham treasury dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Sementara itu, perseroan juga mengumumkan telah mengakhiri pembelian kembali saham pada tahap pertama yang merujuk pada surat Perseroan Nomor 05/MIKA-VIII/2021 terkait pembelian kembali saham atau buyback. Pada saat itu, perseroan umumkan buyback saham pada 23 Agustus-22 November 2021. Nilai buyback saham maksimal Rp 200 miliar dengan jumlah saham maksimum 83 juta lembar saham.
”Dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan, perseroan memutuskan untuk mengakhiri pembelian kembali saham tersebut,” kata dia.
Secara kinerja, total pendapatan perseroan hingga semester I-2021 meningkat 65,8%, ditopang sebagian besar oleh pendapatan rawat inap sebesar 70,2% dan pendapatan rawat jalan sebesar 57,7%. Secara total kontribusi pendapatan Covid kurang lebih mencapai 40% dari pendapatan konsolidasi di semester I-2021.
Kemudian secara bottom line atau EBITDA, perseroan membukukan EBITDA sebesar Rp 1 triliun atau naik 117% dibandingkan semester I-2020 lalu, dengan EBITDA marjin di kisaran 42% dibandingkan tahun lalu 32,6%. Sementara untuk laba bersih tercatat sebesar Rp 712 miliar atau naik 124% dari tahun lalu dengan marjin 29,8%. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com