Jakarta – Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah untuk mengedukasi tentang Covid19 di Papua. Salah satunya adalah mencari bantuan dari tokoh adat dan agama untuk memberikan pendidikan Covid-19 kepada masyarakat yang tinggal di Papua dan Papua Barat.
Berkaitan hal tersebut, Jaringan Mubalig Muda Indonesia, Irfaan Sanoesi mengapresiasi kontribusi tokoh adat dan agama Papua dalam menangani masalah Covid-19 dan pemulihan ekonomi di Papua.
“Penanganan Covid itu kerja kolektif. Tak peduli kamu dari agama, suku, etnis mana. Yang paling penting adalah soal kemanusiaan. Kata kuncinya adalah gotong royong,” ujar Irfaan melalui keterangan, Selasa (23/11/2021) dilansir beritasatu.com.
Lebih lanjut, Irfaan mengemukakan bahwa andil para tokoh pemuka agama maupun adat sangat terasa manfaatnya oleh banyak masyarakat Papua.
“Sosok tokoh adat atau keagamaan memang dapat berfungsi sebagai aktor sosial yang bisa mempengaruhi masyarakat. Hal inilah dilakukan untuk memastikan informasi terkait pencegahan Covid-19 dapat dipahami dan diaplikasikan dengan baik oleh masyarakat di pedalaman Papua dan Papua Barat,” sambungnya.
Selain itu, Irfaan mengungkap peran gereja sebagai vital yang berfungsi sebagai media sosialisasi. Apalagi di Papua dan Papua Barat Gereja begitu banyak tersebar sampai pedalaman. Para pemuka agamanya juga merupakan tokoh-tokoh panutan masyarakat sehingga petuah-petuahnya didengar dan dilaksanakan.
“Peran gereja ini sangat penting dan efektif. Apalagi gereja-gereja tersebar luas hingga ke daerah pendalaman. Seusai dengan jati diri bangsa yang religius. Karena itu, tokoh agama pesan-pesannya atau petuah-petuahnya akan didengarkan dan diikuti,” sambungnya.
Jammi mengungkapkan bahwa sosialisasi pencegahan Covid-19 oleh para tokoh ini disampaikan dalam kegiatan keagamaan yang rutin dijalankan oleh masyarakat. Meskipun sebagian besar tempat ibadah di Papua maupun Papua Barat masih ditutup, sosialisasi tetap berjalan dengan penerapan yang berbeda-beda.
“Jadi ada ibadah melalui daring, lalu para tokoh agama ini katakanlah di awal sebelum ibadah dimulai, atau ada juga yang di akhir ibadah minggu, itu pendeta menyampaikan pesan pencegahan Covid-19 dari telpon seluler,” jelasnya.
“Kita mengalami pandemi ini kita harus bersama-sama juga untuk mengakhiri pandemi ini. Caranya adalah saling jaga, dan semua selamat. Saya jaga kamu, kamu juga harus jaga saya sehingga kita semua akan selamat,” tutupnya. (*/cr2)