Jakarta – Gempa tektonik mengguncang wilayah Wamena dengan magnitudo 5,6 pada Jumat pukul 08.16 WIB diprediksi tak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Gempa tersebut memiliki kekuatan 5,6 M kemudian diperbarui menjadi 5,3 M. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,54 LS dan 138,98 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 49 km arah Selatan Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada kedalaman 24 kilometer.
Dia mengatakan guncangan gempabumi tersebut dirasakan di daerah Wamena IV MMI, dimana bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, dan Timika II-III MMI, yang mana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“Hingga hari Jumat, 12 Maret 2021 pukul 08.45 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” ujar dia.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,”tambahnya. (*/cr2)
Sumber: babel.antaranews.com